Agama bukanlah tujuan, melainkan jalan untuk mencapai kesadaran ketuhanan dan spiritualitas. Menjadikan agama sebagai tujuan hanya akan melahirkan sikap fanatisme keagamaan yang berlebihan, karena tersimpan pamrih berupa iming-iming surga dan atau menghindari neraka. Menjadikan agama sebagai tujuan cenderung bersifat destruktif, alih-alih sebagai rahmatan lil 'alamin.
Sebagai jalan menuju kesadaran ketuhanan, agama menyediakan jalan (-jalan) bagi seorang hamba [salik] untuk berdekat-dekatan dengan Tuhannya, Dzat Yang Maha Gaib. Agama dalam hal ini lebih sebagai laku spiritual, menghayati kehidupan dengan jiwa ketuhanan yang sepi ing pamrih, berpikir positif terhadap takdir Tuhan. Laku spiritual ini hanya bisa dijalankan oleh jiwa-jiwa yang siap lahir-batin menyerahkan hidupnya untuk menapaki jalan syari'at, thariqat, haqiqat, dan ma'rifat.
Namun, tidak selalu jalan menuju kesadaran ketuhanan dapat ditempuh melalui jalan "positif" seperti pada umumnya. Di seberang sana, ada jalan "negatif" yang justru tidak kalah mencengangkan, seperti yang dilakoni oleh tokoh "Saya Sudrun" dalam novel ini. Jalan lain Saya Sudrun, Kiai Sudrun, atau Sudrun Edan, adalah menapaki jalan menemukan Allah Robbul 'Alamin dari Iblis, makhluk Tuhan yang divonis sesat dan terkutuk. Bagaimana mungkin menemukan kebenaran Ilahiah dari Iblis? Jangan-jangan itu adalah bisikan setan untuk menjerumuskannya menuju kesesatan?!
Baca selengkapnya »
Senin, 08 Mei 2017
Sastra Jendra Hayuningrat Karya Agus Sunyoto
About Admin
eBooks Tsauri adalah kumpulan ebook indeks buku teks paling komprehensif di dunia.
Tasawuf
Label:
Agama,
Agus Sunyoto,
LKis,
Novel Islami,
Sastra,
Tasawuf
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar